Senin, 09 November 2009

Lezatnya Berdzikir Bertasbih Kepada Allah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Perlu setiap diri untuk meningkatkan kesyukurannya kepada Allah SWT. Selagi manusia masih diberi kesempatan untuk hidup marilah digunakan untuk meningkatkan kesyukurannya.

Manusia ibarat seorang musafir yang sedang berjalan di tengah perjalanan yang panjang. Bersyukurlah bagi mereka-mereka yang telah mengetahui arah perjalanan yang benar, semoga Allah meneguhkan kemauan kita untuk menetapi arah yang lurus dengan teguh.

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. (QS. 17:57)

Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (QS. 41:6)

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (QS. 84:6)

Dalam kehidupan keseharian dijaman modern ini sering kita menemukan keanehan-keanehan jiwa manusia. Ada sekelompok manusia yang amat mencintai sebuah lirik-lirik lagu. Ada pula seseorang yang nge-fun dan menangis terisak-isak ketika bertemu dengan bintang film pujaannya. Ada lagi yang menangis ngguguk penuh suka cita ketika menerima hadiah uang yang didapat tanpa disangka-sangkanya. Emosi dan perasaan, kenikmatan emosi dan perasaan sering sulit untuk diceritakan, sulit dibendung dan sulit dikendalikan.

Berbahagialah manusia-manusia yang menyadari arti dari kehidupan yang sesungguhnya, yaitu untuk beribadah kepada Allah, bertasbih mengagungkan Allah dan tunduk patuh kepada Allah. Sehingga emosi dan perasaan yang tertingginyapun dibawa kepada emosi untuk mengagungkan dan bertasbih kepada Allah. Ada yang menangis disaat sholat malam, ada yang menangis disaat berzikir ada yang menangis disaat menemukan keindahan petunjuk Islam dalam hatinya. Segala puji bagi Allah, semoga emosi kita tersalurkan pada jalan yang mulia, tinggi dan benar.

BerDzikir kepada Allah termasuk salah satu jalan untuk bertasbih mengagungkan Allah dan sarana untuk membangun ketundukan kepadaNya dan bahkan jalan untuk menghindari dari bisikan-bisikan syaitan yang selalu berusaha menyesatkan manusia.

Abu Musa Al-As’ari r.a. berkata: Bersabda nabi SAW.: Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir(ingat) kepada Allah, bagaikan perbedaan antara orang yang hidup dengan orang yang mati (HR Bukhari)

Abu Hurairah r.a berkata: rasulullah SAW bersabda: Allah telah berfirman: Aku selalu mengikuti sangkaan hambaKu, dan aku selalu menyertainya jika ia berdzikir(ingat) kepada-Ku. Jika ia ingat (dzikir) pada-Ku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diri-Ku, dan jika ia dzikir kepada-Ku dalam majlis orang banyak , niscaya Aku ingati dia dalam rombongan yang lebih baik dari rombongannya. (HR Bukhari Muslim)

Abu Hurairah r.a berkata: rasulullah SAW bersabda: Kalau aku membaca Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar, maka bacaan itu lebih aku cintai daripada mendapatkan kekayaan sebanyak apa yang dibawah sinar matahari (HR Muslim)

Segala puji bagi Allah, kecintaan hamba kepada Allah akan menembus kedalam hatinya dan akan merasakan lezatnya mencintai Allah. Sebagaimana Rasulullah dalam hadist diatas yang lebih mencintai bertasbih mengagungkan Allah dibanding mendapatkan apa-apa yang ada dibawah sinar matahari. Emosi, perasaan, jiwa Ruh manusia yang suci bersih akan merasakan kelezatan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata ketika berdzikir bertasbih mengagungkan Allah.

Setiap diri umat islam perlu mencermati tentang apa yang menjadi kecintaan dan menarik hatinya. Sudahkah hati kita masing-masing sudah mencintai apa-apa yang berkwalitas tinggi, yang mendekatkan kita kepada Allah. Kita perlu bertanya tentang aktifitas hari-hari kita. Cintakah kita untuk rajin bermunajad kepada Allah (sholat dan berdo’a), Cintakah kita dengan apa-apa yang datang dari Allah (Al-Qur’an) untuk dibaca, dipelajari dan dihayati dan diamalkan. Cintakah kita kepada majlis-majlis Allah ( tholabul ilmu – pengajian2). Cintakah kita bersaudara dengan orang-orang sholih kekasih Allah. Cintakah kita untuk berda’wah menyampaikan kebenaran yang datang dari Allah untuk perbaikan umat manusia???,

Beragam jawaban bisa muncul dari beragam manusia, tergantung kesungguhan masing-masing dalam menempuh jalan menuju Allah Tuhan Semesta Alam, Tuhan yang telah memperkenankan kita untuk hidup di muka bumi untuk melihat tanda-tanda keagunganNya. Manusia Ibarat Musafir yang sedang bebas berjalan menuju kemana hendak melangkah…., berbahagialah para kekasih-kekasih Allah Tuhan semesta Alam , yang selalu berjalan menuju Allah dan selalu dibimbing dan dilindungi oleh Allah.. Wallahu’alam.

Sumber: http://mta-online.com